Sabtu, 31 Mei 2008

Jika Allah Memanggil...


Beginilah sepenggal cerita 'kehidupan' .....
Hidup yang dulu HANYA saya jalani dengan 'penuh' cita2, ambisi dan tekad untuk menjadi 'besar'....untuk dapat 'dibanggakan' dan juga keinginan untuk 'dihargai atau dihormati' oleh banyak orang.
Namun tanpa disadari...."...bila Allah memanggil....."....saya hanya mampu menjalani hidup sehari demi sehari dengan pertanyaan dan perenungan "apakah sebenarnya 'rencana' Allah atas semua yang terjadi dalam hidup saya?".....

Beberapa kali .... disaat saya mempertanyakan rencanaNya atas hidup saya.....saya
kembali mengingat jawaban ibu saya ketika saya bertanya "saya waktu kecil, anak yang seperti apa?"...beliau menjawab "..kamu diperut tidak macam-macam :)) dan dilahirkanpun dalam kondisi 'mudah' ....mudah karena tidak neko2, tidak ngidam aneh2, tidak banyak mual2 dll dan saat lahiranpun....ketuban pecah saat dirumah... jadi ibu langsung naik becak ke rumah sakit dan hanya dalam waktu 2-3 jam (kalo nggak salah) kamu sudah maksa mau keluar padahal di rumah sakit saat itu hanya ada perawat karena dokter kandungan yang ditelepon masih dalam perjalanan ke rumah
sakit...:)"...yah mungkin saya adalah model anak yang tidak sabaran dan ingin 'bawa'cara sendiri (kata ibu saya loh) karena nggak sabar nunggu dokter dateng dan nekat keluar sendiri tanpa dokter katanya hehehe.

Saat sekolah, kuliah dll.....jawaban ibu saya tetap sama....saya anak yang tidak macam2 menurut dia.....saat sekolahpun nilai saya cukup baik..walaupun tidak berprestasi2 amat juga....saya tidak mau les, kecuali untuk Bahasa Inggris yang memang saya sukai ....saya belajar sendiri dan tidak perlu diajari kecuali saat saya sungguh tidak mengerti, pulang sekolahpun langsung ke rumah....hampir tidak pernah 'ngelayap'.
Persoalan bagi ibu saya justru muncul karena sikap tidak macem2 itu....dia merasa tidak 'mengenal' saya....tidak mengerti 'pola pikir saya'...disuruh les tidak mau,lebih mau bersusah2 belajar sendiri, disuruh naik jemputan sekolah tidak mau, lebih memilih naik bis bersama teman, dibelikan sepatu baru tidak mau, karena sepatu yang lama masih bisa dipakai, ditawari uang saku lebih tidak mau, karena uang saku yang biasapun masih sangat cukup.
Sampai sekarangpun masih begitu....dia tidak mengerti kenapa saya memilih untuk menyerahkan hidup saya untuk melakukan 'karya2' bersama orang2 terbuang dibandingkan bisnis dan uang yang saya perjuangkan selama ini......ibu saya tidak mengerti
pilihan2 hidup saya...dari dulu sampai sekarang....(sepertinya begitu ... dari cerita2 beliau...:))

Kalo dari saya sendiri.....yang paling saya ingat...
Waktu SD...ntah siapa yang ngajarin....saya rajin membaca kitab suci....mencari jawaban atas segala persoalan2 dan pertanyaan2 'hidup' saya. Saya ingat, suatu waktu saya mencoba mengajari ibu saya untuk membaca kitab suci (beliau tidak bisa 'membuka' kitab suci sampai sekarang loh...:))....dan saya ingat tatapan bingungnya atau ntah apa....yang menanamkan 'image' dalam diri saya...seolah2 saya 'aneh'.....sejak itu kitab suci yang saya baca adalah 'rahasia hati' yang tidak saya beritahukan kepada orang lain...kecuali saat saya merasa orang salah mengerti kitab
suci, kadang juga pamer dikit :)) atau kadang saat tergerak menguliahi orang lain :))....kebiasaan ini terus berlangsung sampai kuliah tingkat 2 (waktu itu saya kuliah di luar kota).

Saat tingkat 2...ada satu kejadian yang menjadi titik balik dari kebiasaan membaca kitab suci itu....
..saya lupa....waktu itu kalo nggak salah saya mempertanyakan tentang setan dan Tuhan dan mempertanyakan 'keberadaan dan asal muasal' Allah.....saat itu saya mentok....saya tidak lagi bisa mendapatkan jawaban dari kitab suci.....saya stress berat :)))...sampai akhirnya saya mengaku dosa....(waktu itu saya aktif di Legio Maria)...saya mengaku dosa selesai misa pagi dengan seorang Romo....sambil menangis terisak2 diruang pengakuan...saya ceritakan semua kegelisahan hati saya...... beliau bertanya
"kamu sekarang kerja atau kuliah?"
jawab saya "kuliah" "kamu disini tinggal dirumah sendiri atau kos?"
"kos"
"kamu masih punya orang tua?"
"ya"
"kamu punya teman2 yang baik disini?"
"ya"
"kamu punya kakak atau adik?"
"ya, saya punya 1 orang kakak di Jakarta"
"Baik..... semua yang kamu pertanyakan...adalah pertanyaan bagi banyak orang.....itu adalah misteri dan rahasia Allah. Sayapun yang telah bertahun2 menggeluti hidup rohani, membaca dan mendalami kitab suci...tidak bisa menjawab pertanyaan2 kamu
itu.....itu tidak penting!. Yang penting sekarang.....kamu sekolah, sekolahlah yang baik....kamu punya orang tua, jadilah anak yang baik...kamu punya kakak, jadilah adik yang baik....kamu punya teman, jadilah teman yang baik.....Hiduplah yang baik!,
menjalani hidup yang baik saja ... itu sudah merupakan sesuatu yang sangat berat...dan itu sudah lebih dari cukup".

Itulah titik baliknya....yang aneh....dari sebuah pengakuan dosa, dari sebuah nasehat yang begitu indah dan bijaksana.....efeknya justru bertolak belakang.....saya tidak ke gereja sejak itu!.
Kenapa?
Karena itu tidak baik...(paling tidak itulah pemikiran saya saat itu). Selama ini, saya ke gereja...hanya karena ditanamkan oleh banyak orang bahwa saya HARUS ke gereja....padahal di gereja ..dalam misa, pikiran saya kemana2....hati saya
tidak disana.....kerap kali saya ke gereja karena terpaksa...dan karena itu saya merasa bahwa selama ini SAYA TELAH MENIPU ALLAH dan diri saya sendiri!!.
Sejak itu saya berprinsip....saya tidak mau ke gereja....kecuali jika saya
butuh/ingin ke gereja...karena saat itu...saya akan ke gereja dan menghadiri misa....dengan JUJUR karena saat itu, hati dan pikiran saya adalah HANYA untuk Allah....walau ternyata saya tetap hanya ke gereja saat natal, paskah itupun karena dipaksa oleh keluarga atau teman2 saya untuk ke gereja....yah ...tetap tidak jujur
pastinya :)).
Semuanya ini berlangsung selama kurang lebih 12 tahun....

Sampai januari tahun lalu (2007)......titik kehidupan saya pun berbalik lagi..... Saya yang begitu pelit dengan uang, begitu berambisi dengan pekerjaan....mengumpulkan uang dan membuat target...ingin punya rumah sendiri, mobil sendiri dan tabungan sejumlah besar uang dan setelah itu mau 'pensiun' aja dan hanya
mau mengerjakan hal2 yang saya sukai saja....:)) cita2 yang aneh mungkin....tapi syukur kepada Allah.....saya kualat dengan Allah yang MahaBaik....:) ...karena itu semua SUNGGUH TERJADI!!.....

Suatu hari kakak ipar saya pulang dan membawa sebuah buku "Bebaskanlah kami dari sini", Maria Sima......buku itu mengingatkan saya kembali kepada 'keberadaan' Allah
yang HIDUP....dan 'mereka' semua Roh2 yang Kudus yang ada disekitar Allah dan yang senantiasa ada untuk menjadi perantara kita.... saya kepada Allah....dan pastinya...(yang sangat saya percaya adalah karena panggilanNya)....."Ya, saya
percaya....Allah telah memanggil saya pulang"......untuk 'pensiun' dan hanya melakukan hal2 yang dikehendakiNya...:)
Sedikit demi sedikit tapi pasti....saya kembali ke gereja dengan kerinduan dan kebutuhan hati untuk bertemu dan bersama Allah....Misa Kuduspun menjadi sesuatu yang begitu indah, seringkali saya menangis karena perasaan 'sayang' yang begitu besar kepada Allah, perasaan 'rindu' untuk bersama Allah...merindukan kedamaian, kepastian
untuk melangkah dalam hidup bersama Allah dan kerap kali...karena rasa 'berdosa' ......rasa sedih yang dalam menyadari bahwa saya telah melukai hati Allah yang telah begitu sabar kepada saya.....itu perasaan yang paling menyiksa...tapi disitulah
kuasa kebesaran Allah ADA karena dalam 'keadaan' seperti itu...saya akan hadir dalam doa, dalam misa dengan penyerahan penuh kepada Allah karena rasa bersalah dan
ketidakberdayaan yang begitu dalam....dan sungguh Rahmat Pengampunan itu ADA!...terutama dalam misa kudus dan doa rosario (doa ini sangat special...saya bisa
berdoa rosario juga karena sebuah misteri panggilan yang indah)....disana ada
pengampunan dalam pertobatan, ada jalan keselamatan....ada kekuatan dan peneguhan,
ada cinta dan kebersamaan dengan Allah dan Ibu Maria.....disana dalam penyerahan
akan ada pemurnian, penyucian dan pengudusan karena itulah 'penjagaan' dan
'perlindungan' yand dibutuhkan untuk hidup bagi Allah, untuk layak bekerja bagiNya
dan untuk layak dipakaiNya spt apapun yang dikehendakiNya dan bukan kehendak
saya!.....itulah perjuangan hidup yang paling berat....mencari Allah setiap hari,
berjuang untuk bersatu dengan Allah.....berusaha untuk hidup dengan hanya
mengandalkan Allah.

...bulan Februari 2007 ...selesai baksos di ujung kota Jakata ...ayah saya membawa pulang
sebuah buku "Kepingan kisah yang nyaris terhilang"....buku itu saya lalap habis dalam waktu 2-3 hari....dan saya langsung mencari sang penulis buku
itu....karena ada 1 permohonan dan pemberian 'kecil' yang ingin saya titipkan pada
beliau dan karena ada 1 kerinduan yang dalam waktu itu....bahwa saya seringkali ikut
baksos bagi2 sembako, pengobatan dan lain2....dan setiap kali saya pulang
baksos....ada satu pertanyaan kecil yang selalu muncul dalam hati saya...."apa yang
terjadi dengan orang2 ini (yang telah kami bantu dengan 1x baksos) setelah acara
baksos ini selesai?....bagaimana sesungguhnya kehidupan mereka?...seperti apa
kesulitan mereka, dan sejauh apa sebuah baksos mampu membantu hidup mereka?".
karena alasan2 itulah...saya meminta pada “sang penulis buku” waktu itu...."bolehkah
saya membantu disini .... saat saya ada waktu luang? saya ingin tau proses hidup mereka"......jawabnya waktu itu "Oh, silahkan saja....datang saja kesini
kapanpun kamu mau"....Sejak itulah saya 'terjebak’ dalam karya di pelayanan di ujung kota Jakarta....:))

Sebuah kualat yang indah kepada Allah Bapa yang Mahabaik dan Mahabijaksana...
Ia yang memanggil saya 'pulang' untuk hadir dalam Misa KudusNya....dengan hati,
pikiran dan jiwa yang memang "HANYA UNTUK DIA"....seperti kata2 saya dulu.
Ia yang 'mengabulkan' keinginan 'pensiun' saya .....dan Dia pulalah yang
'memilihkan' bagi saya.......pekerjaan yang saya senangi untuk saya lakukan di masa
'pensiun' saya yang sangat dini :))) (menurut banyak orang...:))....
Saat ini, saya tidak hidup dalam 'berkelimpahan'.....dan mungkin di mata banyak
orang ..... cenderung minim...:)) tapi saat ini saya tidak lagi memperdulikan
itu.....didalam Allah dan bersama Dia, hidup saya CUKUP dan BAHAGIA.....
".........bila Allah telah memanggil......"
"Syukur kepada Allah....." .......itulah kata yang pantas untuk terucap dan HANYA
itu yang mampu saya ucapkan atas segala kebesaran cinta dan kelimpahan rahmatNya
atas diri saya
dan "Terjadilah seperti apa yang dikehendakiNya.......... atas PANGGILAN yang
diberikanNYA!!"

.........sampai saya ada pada saat ini dengan jawaban...."semua pertanyaan2 itu
adalah 'perenungan rohani' yang harus saya sikapi dengan iman yang teguh kepada
Allah dan bukan dengan keragu-raguan akan karya dan 'rencanaNya.....karena semua
peristiwa2 hidup ini adalah misteri Allah yang dapat menjadi baik didalam dan
bersama Dia dan akan menjadi buruk jika saya membiarkan diri saya terbawa pada
keragu-raguan dan menghabiskan waktu mencari kepastian dan jawaban2 semu.....hanya
didalam Dia dan bersama Dia....saya tidak perlu jawaban.....saya hanya perlu
'persatuan' dengan Allah, kepenuhan cinta didalam Allah....dan berjalan setapak demi
setapak, sehari demi sehari dengan menggandeng tanganNya sehingga bukan saya yang
menentukan...tapi Dia, dan setiap hari akan menjadi perjuangan...bukan untuk sukses,
bukan untuk bekerja dan menghasilkan banyak, bukan untuk rencana.....tetapi untuk
berserah penuh kepadaNya agar diri saya pantas untuk dipakaiNya seperti apapun yang
dikehendakiNya.... "
(hamba Tuhan)

Jumat, 30 Mei 2008

Sejarah Dipakainya Nama "Domus Karitatis" untuk Website


Jika ditelusuri dengan iman maka rencana Allah sungguh luar biasa terutama untuk anak-anakNya. Maka percayalah pada penyelenggaraanNya karena hanya dalam Dia ada kepastian dan jaminan hidup. Beberapa hari yang lalu sewaktu saya berdoa, saya meminta kepada Allah agar rumah dimana saya tinggal boleh menjadi rumah yang bisa menjadi tujuan bagi mereka yang membutuhkan cinta. Selesai berdoa, pintu rumah diketok dan setelah saya buka pintu ada seorang nenek yang datang serta mengatakan kalau tidak memiliki beras dan mau hutang uang.
Karena saya sedang "bokek" tidak memiliki uang di rumah maka saya mengatakan kepada nenek itu agar besok pagi saja datang setelah saya bisa mengambil uang dari ATM.
Nenek itu kelihatan kecewa karena tidak memperoleh pinjaman uang tetapi sebelum pulang nenek itu mengatakan kalimat yang membuat saya merinding, "Apakah mas punya buah sehingga bisa untuk makan malam ini?".
"Peeeng", kalimat itu menghantam telinga dan membuat hati ini sedih.
Lalu saya memberikan dua buah apel yang masih tersisa dan ada di meja.
Nenek itu dengan mengucapkan terima kasih pamit pada saya dengan mengatakan kalau buah ini akan ia makan dengan suaminya.
Setelah nenek itu pergi, pikiran saya menjadi kacau memikirkan apa yang akan terjadi malam ini seandainya nenek dan suaminya tidak makan, maka saya langsung lari ke ATM untuk ambil uang dan syukur kepada Allah di ATM masih ada uangnya walaupun hanya sedikit. Yang pasti masih sangat cukup untuk beli beras bagi nenek itu. Malam itu juga saya membeli beras dan mengantar beras ke rumah nenek itu dan nenek ini dengan suami dan cucunya sedang tidur-tiduran didepan televisi.
Hati menjadi lebih tenang setelah mengantar beras kepada nenek itu dan menyelipkan sedikit uang untuk membeli lauk makan mereka.
Saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya pada nenek ini yang pasti hati saya lebih bergembira karena boleh berbagi dengan mereka yang lebih membutuhkan.
"Ini adalah orang miskin boleh berbagi kepada yang lebih miskin"
Dari pengalaman itu, pikiran saya terus memikirkan nama "rumah cinta-kasih".
Rumah dimana setiap orang boleh menemukan pengharapan hidup menjadi lebih baik setelah memasuki rumah itu. Rumah ini harus diusahakan walaupun hal ini tidak mudah untuk dilakukan.
Dengan pertolongan Allah semua pasti akan terjadi.
Pengalaman sore ini ternyata seperti gayung tersambut, dimana seorang sahabat yang ada di Jakarta yang hari itu sedang memikirkan sebuah nama untuk Website yang akan dibuat guna mewartakan pelayanan kecil yang akan dilakukannya bersama dengan rekan-rekan lain.
"Pelayanan sekecil apapun harus dimulai untuk memberi warna indah pada kehidupan ini dan pelayanan ini akan bisa berjalan kalau ada wadah yang mewartakannya dan menggugah hati orang banyak untuk berani terlibat dan hal ini akan mungkin terjadi dengan adanya rumah yang bernama website".
Sewaktu rekan itu bertanya kepada saya apa nama yeng cocok untuk website yang akan dibentuk, saya langsung menjawab "Domus karitatis" dan rekan itupun menyetujuinya serta akan menjadikan nama ini sebagai nama website yang sedang dipersiapkan.
Sejak waktu inilah nama itu disetujui sebagai nama website yang sedang dirancang oleh rekan-rekan di Jakarta.
Yang menakjubkan adalah pribadi-pribadi yang masuk menjadi pelopor website ini.
Semua adalah pribadi lama yang pernah akan membuat website untuk sebuah karya yayasan tetapi karena ada banyak kendala akhirnya tidak terjadi dan setelah pertemuan dengan salah satu rekan saya ternyata semua bisa berjalan dengan baik tanpa harus didahului dengan pertemuan resmi dan pemikiran yang "njlimet".
Allah yang menggerakkan dan Allah pula yang membimbing hingga website ini terbentuk dan pekerjaan pertama yang dilakukan adalah program cinta membantu seorang nenek yang bernama nenek Kartini.
Sungguh luar biasa yang telah dilakukan oleh Allah.
Dalam waktu yang sangat singkat semua berjalan dengan baik dan pelaksanaan program keberpihakan kepada cinta inipun sudah final akan dimulai pada awal bulan ini yaitu merenovasi rumah nenek Kartini ini.
Dinegeri yang menjunjung nama besar RA Kartini ternyata ada "kartini" yang lumpuh tidak bisa melakukan aktifitas dan mobilitas dengan baik sekaligus tinggal dalam "gubuk" yang sangat memprihatinkan.
Dan dari nama "kartini" pula cinta boleh mulai dilakukan melalui website ini dan sehingga boleh semakin memuliakan Allah yang telah mengirim pribadi-pribadi istimewa dalam pembentukan website ini dan lebih mengagumkan lagi dengan mengirim "ANDA" yang bersedia membaca website serta memiliki kerelaan membantu program renovasi hingga program ini boleh akan dimulai awal bulan Juni.
Berawal dari doa, dilanjutkan karya cinta berbagi buah dan saat ini sedang mempersiapkan karya sederhana merenovasi rumah nenek Kartini.
Ternyata dengan ijin dan berkat Allah "Domus Karitatis" ini akan menjadi rumah bagi setiap orang yang ingin merasakan cinta.
Memang penulisan "domus karitatis" sebenarnya kurang tepat dan cenderung salah tetapi tidak jadi apa dan ini malah melambangkan kesederhanaan dari setiap pribadi yang terlibat didalamnya karena tidak memiliki latar belakang yang "hebat" dan hanya mengandalkan kemampuan yang ada serta kemampuan utamanya adalah Allah sendiri.
Semoga semua dalam perlindungan Tuhan dimana dalam rumah bernama "domus karitatis" inilah Bunda Maria menjadi Ibu dan Allah menjadi kekuatannya.
Salam dalam cinta membangun dunia baru dalam rumah bernama "domuskaritatis.blogspot.com".
(petrusp)

Sabtu, 24 Mei 2008

Impian Nenek Kartini (1)





















Nenek Kartini,

Dulu.....Bu Kartini mengabdi sebagai pembantu rumah tangga dan tukang cuci pada sebuah keluarga di Kelapa Gading selama bertahun-tahun....hingga 2 tahun yang lalu, tiba2 ia terkena stroke ...Tanpa pernah mendapatkan perawatan dan pengobatan yang layak karena minimnya dana menjadikan ia 'lumpuh' dan keadaan ekonomi keluarganya pun semakin terpuruk. Saat bertemu dengan nenek Kartini, ia sudah 2 tahun lumpuh dan hanya hidup di atas ranjangnya yang terbuat dari kayu2 sisa, dengan kasur yang dibuatnya sendiri dengan mengganti kapuk dengan kain2 sisa. Gubuknya pun telah penuh tambalan kardus....juga atapnya yang penuh dengan lembaran2 plastik yang disusun2 untuk menahan bocor...satu2nya harta yang masih ada....berupa sebuah tv kecil yang tersimpan rapi disebuah lemari butut...itupun sudah rusak sejak beberapa bulan yang lalu. Nenek ini tinggal bersama 2 orang anaknya...yang perempuan sudah menikah beranak 6 dan penghasilan sang suami sebesar 10rb per hari dengan menarik becak sewaan...sedang anaknya yang pria seorang pemulung. Pernah satu kali, kami datang ke rumah nenek....sekitar jam 2 siang waktu itu....kami tanya apakah nenek sudah makan...dia bilang 'belum'....kami tanya 'loh kok belum makan? kenapa?'....tiba2 dia menitikan air mata....dia bilang 'yah gimana lagi....wong anak2 saya juga susah...' untung hari itu kami memang membawa nasi bungkus....kalo nggak...ntah seberapa besar rasa bersalah yang harus kami bawa pulang dalam hati .... membiarkan seorang nenek tua tidak makan seharian...sementara kami pulang dengan makanan tersedia lengkap dengan lauknya dirumah. Inilah 'pengalaman hati'.....'harta karun Allah'.....sebuah 'harta karun' yang'tersembunyi' bukan didalam gudang besi tahan api, bukan di gunung tinggi yang sulit didaki....tetapi di kedalaman hati yang penuh cinta. Inilah 'panggilan hati' .... 'karya cinta Allah' .... yang dianugerahkanNya kepada kita sebagai tanda kehadiranNya, tanda kebersamaanNya dalam kehidupan kita dan menjadi kewajiban kitalah untuk membagikan cintaNya, harta karunNya kepada semua orang .....untuk 'memanggil' mereka semua yang telah dipilihNya untuk bekerja bagiNya. Terpujilah Allah Bapa disurga karena kebesaran cintaNya, karena kuasa panggilanNya...... demi nama PutraNya, biarlah semuanya ini terjadi demi kemuliaan namaNya dan dipersembahkan HANYA demi kebesaran kerajaanNya dan demi kesetiaan kami untuk mengabdi kepada hati KudusNya.
Salam dalam cinta dan kebersamaan, bergandeng tangan membangun dunia baru
(Vico Yashinta)

"Orang Kecil" di Tengah Kota Besar (1)